*RENUNGAN*
Kehidupan…
Sebuah kata-kata yang sulit untuk dijabarkan, begitu luas makna dan arti yang tersirat didalamnya. Apakah hidup itu harus slalu bernapas ? , hidup bukan untuk menjadi no satu tapi bagaimana manusia itu dapat terlibat didalam suatu lingkaran kebajikan. Seperti istilah “ketika ada seribu orang berbuat kebaikan pastikanlah kamu adalah satu diantaranya, ketika ada sepuluh orang berbuat kebajikan pastikan pula satu diantara mereka adalah kamu, dan ketika ada seseorang yang berbuat kebajikan pastikanlah itu adalah kamu”.
Dunia adalah sekolah terbaik, sekolah dimana kita belajar menjadi ikhlas, belajar tegar, belajar menerima kekalahan , belajar memahami orang lain, belajar berkerja sama, belajar menjadi sabar, dan belajar menjadi manusia sejati.
Ujian dan serpihan kehidupan merupakan warna tersendiri dalam kehidupan, hidup itu harus slalu menyesal, menyesal untuk tidak melakukan hal yang lebih baik untuk esok hari,
Nilai dari orang lain bukan segalanya, yang terpenting adalah menilai diri sendiri dan terus mengevaluasinya.
Kehidupan memang begitu menyedihkan…kadang sesuatu yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan, “UANG” dialah penguasa…penguasa bagi kaum lemah dan penguasa bagi kaum miskin. Bahkan uang juga telah mencuci banyak otak pemuda Indonesia, hingga pada akhirnya korupsi berbudaya di Indonesia. Yang miskin tambah miskin dan yang kaya akan semakin kaya, hidup dikota tetapi aturan rimba…kalau zaman dulu dihutan ‘siapa yang kuat dia jadi penguasa’, sekarang semua menjadi sama hutan dan kota tak ada bedanya, bedanya hanya saat dihutan yang kuat akan menang tetapi setelah dikota si kaya adalah penguasa.
Bagaimana Indonesia ingin berubah bila system seperti itu tetap ada dan berdudaya.
Semua orang pasti membutuhkan uang, tetapi tidak untuk menumpuknya…
Menolehlah sejenak,,,,lihat disekitarmu, masih banyak orang yang mengorek sampah untuk mencari segumpal nasi, anak-anak putus sekolah demi mencari makan dan membantu ibu mereka, anak-anak kurang gizi, ibu-ibu yang menangis ketika melihat anak-anak nya meraung kelaparan.
Menolehlah sejenak, ketika rumah-rumah kardus mereka dilahap oleh api dan diterpa angin dingin. pernahkah kita berpikir ketika kita berada diposisi mereka? Rasa lapar, dingin, sakit, sedih…berbaur menjadi satu, menjadi sebuah tangisan dalam kegelapan yang tak kunjung jua usai.
“BERSYUKUR “
itulah akhirnya, akhir yang manusia harus miliki, tanpa rasa itu , manusia akan menjadi rakus dan tamak. Tanpa syukur mereka akan menjadi manusia yang tidak berguna, sia-sia dan menyesal nantinya.
Pada hakekatnya manusia merupakan mahkluk hidup yang tak pernah puas akan sesuatu, tetapi ubahlah itu semua ,katakanlah ‘CUKUP’ untuk sgala yang telah kau usahakan dan kau dapatkan, dengan satu kata itu kau akan balajar untuk slalu bersyukur…
Cukup ketika kau ingin makan hari ini,
Dan Cukup ketika kau menginginkan sesuatu.
Kehidupan…
Sebuah kata-kata yang sulit untuk dijabarkan, begitu luas makna dan arti yang tersirat didalamnya. Apakah hidup itu harus slalu bernapas ? , hidup bukan untuk menjadi no satu tapi bagaimana manusia itu dapat terlibat didalam suatu lingkaran kebajikan. Seperti istilah “ketika ada seribu orang berbuat kebaikan pastikanlah kamu adalah satu diantaranya, ketika ada sepuluh orang berbuat kebajikan pastikan pula satu diantara mereka adalah kamu, dan ketika ada seseorang yang berbuat kebajikan pastikanlah itu adalah kamu”.
Dunia adalah sekolah terbaik, sekolah dimana kita belajar menjadi ikhlas, belajar tegar, belajar menerima kekalahan , belajar memahami orang lain, belajar berkerja sama, belajar menjadi sabar, dan belajar menjadi manusia sejati.
Ujian dan serpihan kehidupan merupakan warna tersendiri dalam kehidupan, hidup itu harus slalu menyesal, menyesal untuk tidak melakukan hal yang lebih baik untuk esok hari,
Nilai dari orang lain bukan segalanya, yang terpenting adalah menilai diri sendiri dan terus mengevaluasinya.
Kehidupan memang begitu menyedihkan…kadang sesuatu yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan, “UANG” dialah penguasa…penguasa bagi kaum lemah dan penguasa bagi kaum miskin. Bahkan uang juga telah mencuci banyak otak pemuda Indonesia, hingga pada akhirnya korupsi berbudaya di Indonesia. Yang miskin tambah miskin dan yang kaya akan semakin kaya, hidup dikota tetapi aturan rimba…kalau zaman dulu dihutan ‘siapa yang kuat dia jadi penguasa’, sekarang semua menjadi sama hutan dan kota tak ada bedanya, bedanya hanya saat dihutan yang kuat akan menang tetapi setelah dikota si kaya adalah penguasa.
Bagaimana Indonesia ingin berubah bila system seperti itu tetap ada dan berdudaya.
Semua orang pasti membutuhkan uang, tetapi tidak untuk menumpuknya…
Menolehlah sejenak,,,,lihat disekitarmu, masih banyak orang yang mengorek sampah untuk mencari segumpal nasi, anak-anak putus sekolah demi mencari makan dan membantu ibu mereka, anak-anak kurang gizi, ibu-ibu yang menangis ketika melihat anak-anak nya meraung kelaparan.
Menolehlah sejenak, ketika rumah-rumah kardus mereka dilahap oleh api dan diterpa angin dingin. pernahkah kita berpikir ketika kita berada diposisi mereka? Rasa lapar, dingin, sakit, sedih…berbaur menjadi satu, menjadi sebuah tangisan dalam kegelapan yang tak kunjung jua usai.
“BERSYUKUR “
itulah akhirnya, akhir yang manusia harus miliki, tanpa rasa itu , manusia akan menjadi rakus dan tamak. Tanpa syukur mereka akan menjadi manusia yang tidak berguna, sia-sia dan menyesal nantinya.
Pada hakekatnya manusia merupakan mahkluk hidup yang tak pernah puas akan sesuatu, tetapi ubahlah itu semua ,katakanlah ‘CUKUP’ untuk sgala yang telah kau usahakan dan kau dapatkan, dengan satu kata itu kau akan balajar untuk slalu bersyukur…
Cukup ketika kau ingin makan hari ini,
Dan Cukup ketika kau menginginkan sesuatu.
Subhanallah bagus artikelnya,, mampir ke blog saya ya,, thx,, http://medicinartme.blogspot.com/
BalasHapusalhamdulillah,,,smoga bermanfaat ya,,sipp..^_^
BalasHapus